Liputan6.com, Jakarta – Indonesia menyimpan kekayaan alam dan budaya yang luar biasa. Salah satunya ada di Desa Wisata Alor Besar yang terletak di Kecamatan Alor Barat Laut, Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Dikutip dari laman Jejaring Desa Wisata (Jadesta) Kemenparekraf, Senin, 21 Maret 2022, desa wisata ini adalah satu dari 18 desa di wilayah Kecamatan Alor Barat Laut. Desa Wisata Alor Besar mempunyai luas wilayah 23.720 hektare.
Adapun batas-batas wilayah Desa Wisata Alor Besar adalah sebelah utara berbatasan dengan Desa Oa Mate dan sebelah selatan berbatasan dengan Desa Alor Kecil dan Lefokisu. Sedangkan di sebelah timur, desa wisata ini berbatasan dengan Desa Hulnani, serta sebelah barat berbatasan dengan Desa Selat Ternate.
Desa wisata ini memiliki beberapa tujuan perjalanan, dan salah satu yang paling populer adalah Pantai Sebanjar. Dikutip dari laman Dinas Pariwisata Alor, Pantai Sebanjar begitu menyejukkan mata dengan hamparan pasir putih.
Pantai ini juga menyuguhkan keindahan bawah laut dan cocok untuk pecinta scuba diving dan snorkeling. Vila dan tempat menginap turut disediakan di sekitar pantai bagi wisatawan yang ingin bermalam di sana.
Selain itu, Desa Wisata Alor Besar juga memiliki Gala Soro, ikon bersamaan dengan Festival AL-Quran Tua. Festival Al-Quran Tua adalah salah satu kegiatan yang dilakukan di Alor Besar dan akan menjadi festival tahunan.
Kain Tenun Alor
Kain Sarung Tenunan Alor adalah warisan budaya yang masih dipertahankan di desa wisata ini. Kerajinan ini telah menjadi daya tarik wisata dan meningkatkan ekonomi masyarakat setempat.
Dikutip dari News Liputan6.com, kain tenun Alor sejak dulu dikenal dengan keindahan motifnya. Aneka warna kain berasal dari tumbuhan.
Selain menenun, perajin kain tenun di Alor juga pandai memintal benang. Dari kapas sampai jadi kain, prosesi ini membutuhkan waktu hingga lima bulan lamanya.
Pewarna Alami
Proses diawali dengan membersihkan kapas dengan alat yang disebut beneha kapo klukung. Kemudian, kapas dipintal menjadi benang, lalu diwarnai sesuai selera, dengan warna dari tumbuhan.
Warna hijau dari daun pepaya, kuning dari kunyit, dan hitam dari daun nila. Proses pewarnaan pun memakai cara tradisional, seperti digoreng di atas kuali atau penggorengan.
Kain yang telah diwarnai ini lalu ditenun jadi selendang atau sarung dengan motif khas Pulau Alor, antara lain rumah adat dan moko. Proses menenun memakan waktu 1–2 pekan untuk selembar kain sarung maupun selendang.
Kuliner Khas
Kue javada atau kue rambut adalah sajian khas masyarakat Desa Wisata Alor Besar. Camilan ini juga menjadi kue yang wajib disuguhkan pada acara-acara adat, acara pemerintah, dan acara keagamaan.
Selain itu, jagung merupakan makanan pokok warga setempat. Di Alor Besar, jagung biasa diolah menjadi emping dengan cara dititi di atas batu sampai rata.